Vaksin Japanese Encephalitis Bio Farma

Jenis Vaksin : Japanese Encephalitis Bio Farma

Deskripsi Vaksin Japanese Encephalitis Bio Farma :

Vaksin Japanese Encephalitis digunakan untuk mencegah infeksi virus Japanese Encephalitis pada manusia yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Culex tritaeniorhynchus dan dapat menyebabkan penyakit radang otak. 

Gejala Japanese Encephalitis :

Gejala umum biasanya muncul 5 – 15 hari setelah terjadi infeksi. Gejala yang muncul bisa berupa demam, menggigil, sakit kepala, lemas, mual, muntah, dan kejang.

Usia pemberian Vaksin Japanese Encephalitis Bio Farma : 

Vaksin JE diberikan pada anak usia 9 bulan, terutama pada anak yang tinggal di daerah endemis atau akan bepergian ke daerah endemis selama >1 bulan. Dosis booster diberikan 1-2 tahun kemudian untuk perlindungan jangka panjang.

Pada dewasa, vaksin JE dapat diberikan untuk usia 18-65 tahun.

Komposisi Vaksin Japanese Encephalitis Bio Farma  :

Setiap dosis (0.5 mL) mengandung : 

Zat aktif : live attenuated JE Virus ≥ 5.7 lg PFU/mL

Zat tambahan :

• Gelatin 1.28 mg
• Sukrosa 5.6 mg
• Laktosa 5.6 mg
• Carbamide 0.64 mg
• Human Serum Albumin 0.48 mg
• Residu gentamicin ≤ 50 mg
• Residu bovine serum albumin ≤ 50 mg
• Pelarut : phosphate buffer saline (PBS) steril 

Jadwal pemberian dan dosis Vaksin Japanese Encephalitis Bio Farma : 

• Pada anak, diberikan mulai usia 9 bulan dengan pemberian 2 dosis. Booster diberikan 1-2 tahun setelahnya.
• Untuk dewasa dan lansia, diberikan 1 dosis tunggal (0.5 ml), terutama untuk individu yang tinggal atau akan bepergian ke daerah endemis Japanese Encephalitis. Booster diberikan 5 tahun setelahnya.

Metode pemberian vaksin Japanese Encephalitis Bio Farma  : 

Diberikan secara injeksi Intramuskular (IM) di regio anterolateral paha atas atau deltoid pada anak usia 9-24 bulan. Pada anak usia >2 tahun dan dewasa, injeksi diberikan secara Subcutan di regio deltoid.

Kontraindikasi Vaksin Japanese Encephalitis Bio Farma : 

• Individu dengan reaksi alergi terhadap komponen vaksin apapun, termasuk material tambahan antibiotik.
• Individu dengan penyakit akut, penyakit kronis yang parah, dan penyakit kronis pada tingkat serangan akut (eksaserbasi) atau demam.
• Ibu hamil.
• Individu dengan imunodefisiensi bawaan, immunocompromised, atau baru saja menerima terapi imunodepresif.
• Individu dengan ensefalopati, epilepsi yang tidak terkontrol, atau penyakit progresif lainnya dari sistem syaraf. 

Reaksi KIPI setelah injeksi vaksin Japanese Encephalitis Bio Farma : 

• Peradangan : Nyeri, kemerahan, dan bengkak di area injeksi 
• Demam
• Alergi : ruam, gatal-gatal, pembengkakan di wajah atau bibir, hingga sesak nafas (jarang).

Referensi : 

• Vademecum, PT. BioFarma 
• CDC. Japanese Encephalitis Vaccine. 2019. https://www.cdc.gov /japaneseencephalitis/vaccine/index.html
• MIMS. Vaccine, Japanese encephalitis. 2019. https://www.mims.com/indonesia /drug/info/vaccine%2c%20japanese%20encephalitis/?type=brief&mtype=generic